LARAS
Sebuah
Sandiwara Komedi Karya Dukut W.N.
Direvisi kembali oleh TIM
XII IPA 2, SMA N 1 Tualang, Kec. Tualang, Kab. Siak, Prov. Riau untuk
penampilan ambil nilai DRAMA MUSIKAL pelajaran SENI BUDAYA tahun 2012
Sutradara :
Priskila Eka Kurniawati
Ass-trada :
Kristina Lastika
Penulis
Naskah : Yoki
Riski
Dwi Meilin Hardiknas
Pemeran
1.
Pak Suryo : Mike Guruh
T
2.
Juminten : Yossi
Lovina
3.
Rejo : Arief Bafadal
4.
Sarmi :
Putri Asih
5.
Pak Lurah : Ryan
Fernanda
6.
Hansip : Agung
Ramadhan
7.
Asri : Atifa amalia
8.
Lasmini : Novita
9.
Jumino : Angga
Riyandi
10. Karti : Merpy Asneny
Catatan
dari bandarnaskah.blogspot.com
Naskah
ini pertama kali dipentaskan pada pentas CANGKIR 2 (Calon Anggota Kreatif
Teater Nglilir) dan disutradarai sendiri oleh Dukut W.N.
Dukut
W.N.
adalah seorang actor dan sutradara di Teater Nglilir Karanganyar Solo. Juga
aktif di Kelompok Bandul Nusantara Karanganyar.
Suryo adalah seorang
rentenir yang sangat kikir. Ia memiliki burung dan Ia ingin memberikan burung
itu, sebagai kado ulang tahun pernikahannya yang kedua tahun dengan Juminten. Suatu ketika ia tersadar bahwa burungnya
hilang. Burung apa yang hilang dan
siapakah pelakunya?
BABAK 1
Adegan
1
Tampak
sebuah serambi rumah beserta kursinya. Ada juga kursi panjang di rumah itu.
Didekat satu setkursi terdapat sebuah
kandang burung beserta burungnya. Dan terihat dua pembantu sedang
bercakap-cakap sambil membersihkan serambi rumah.
Sarmi : Nasib-nasib, main pertama di pentas saja, jadi
pembantu. Koq nggak jadi nyonya besar apa tuan putri gitu. Kan lebih pantas!!!
Hah nasib-nasib
Sarmi : (lagu begini nasib) Begini
nasib jadi pembantu. Disuruh suruh, dibentak bentak. Memangnya aku tak mcanusia.
Aku ingin menjadi sang putri raja. Atau nyonya besar yang cantik dan kaya.
sarmi dan rejo nari serentak
Rejo : (lagu begini nasib) Syukuri
aja apa adanya. Yang penting kita, terus bekerja. Dapat gaji alhamdulillah. Hati
senang kalau kita dapat gaji. Hati sedih kalau kita gak digaji.
Mbok
diterima saja to mi. Semua itu sudah takdir dari Tuhan yang Maha Sutradara. (efek)
Kamu jadi pembantu dan saya juga jadi pembantu. Kalau kamu tidak mau terima
nasib, alias tidak mau bersyukur. Kamu akan termasuk orang-orang yang kufur
terhadap nikmati Allah. Mau dianggap orang kufur.
Sarmi :
Bukannya begitu jo. Masalahnya eman-eman banget kalo bakat dan kemampuan saya
di bidang keaktoran itu hanya dimanfaatkan sebagai seorang pembantu. Padahal
jelas-jelas saya cocoknya jadi tokoh-tokoh yang elegan. Bukannya jadi pembantu.
Rejo : Ya
ya saya akui, kamu memang sangat berbakat.
Sarmi :
Lho kamu saja juga mengakui og. Memang saya sangat berbakat.
Rejo : Ya
berbakat jadi Pembantu. (efek
konyol)
Sarmi :
Semprul!!! (sambil melempar sesuatu sehingga menimbulkan keributan, kemudian
dari dalam rumah Suryo menegur)
Suryo :
Rejo!! Sarmi!! Ada apa diluar, koq ribut-ribut.
Sarmi :
Tidak apa-apa koq tuan.
Rejo :
Iya tuan. Tidak ada apa-apa.
Suryo :
Awas ya, kalo barang-barang itu rusak. Barang mahal semua itu. Apalagi
burungnya. Awasi burungnya lho jo.
Rejo : Ya
tuan. (kepada Sarmi) Eh mi, itu karena pebuatanmu. Jangan membuat
berisik, nanti tuan Suryo marah lho. Biasanya jam-jam segini tuan Suryo lagi
sibuk-sibuknya menghitung duit.
Sarmi : Ya
saya juga tahu, lagi ngitung duit hutang kan?
Rejo : Ya
jelas emang dari manalagi, lawong rentenir(efek). Saya sedikit prihatin
terhadap Istri tuan Suryo yang cantik itu
Sarmi :
ehm, ehm
Rejo :
Kamu ada apa? Tersedak?
Sarmi :
Saya tidak terlalu suka dengar kata cantik.
Rejo : Ya
ya, istri tuan Suryo hanya cantik saja . Sedangkan.kamu wanita paling cantik.
Sarmi : (lagu
terimakasih cinta-afgan) Terima
kasih Rejo Untuk pujiannya. Kau berikan lagi, pujian terindah. Walaupun ku tau
itu. Berbohoong. Tapi tak apa, Yang penting enak didengar. .
sarmi dan
rejo nari
Rejo :
Kamu itu mi. bisa aja. Eh mi, Istri tuan Suryo itu benar-benar baik, ramah dan
suka menolong ya. Coba bayangkan kalau nggak ada Nyonya Suryo alias Nyonya
Juminten, mungkin gaji kita bakal tidak naik-naik mi.
Sarmi :
Betul jo, nyonya itu amat baik. (Suryo masuk) Tapi sayang dapat suami kok
Tuan Suryo yang pelit dan medit. (melihat mata Rejo) Kenapa matamu jo,
kedap-kedip kaya orang ayan. Dasar Orang Pelit!!!
Adegan 2
Suryo : (lagu hei
hei hei tujalahe-saman) Hei
hei hei Siapa pelit. Siapa yang pelit. Siapa yang pelit. Ayo bilang siapa yang
pelit. Hei hei..
Sarmi dan
Rejo mau keluar sambil nari SAMAN…
Suryo :
Hei mau kemana kalian
Rejo :
Modyar!!
Sarmi :
Tidak kemana kemana tuan. Mmm. itu yang pelit si Rejo. Masak tidak mau berbagi
rejeki dengan saya. Eh jo ati-ati kamu termasuk orang Kufur lho…
Suryo :
Apa betul jo kamu pelit??
Rejo : Ya
tuan, saya Pelit, tapi si Sarmi lebih Uthil!!
Suryo : Ah
terserah kalian lah.. Eh jo ambilkan kandang burung itu. Dan kamu Sarmi, kesini
saya mau memberiitahu sesuatu kepada kalian.
Sarmi : Ya
Tuan.
Suryo : (menunjukan
Burung) Nah, ini saya perkenalkan keluarga baru kita, namanya Laras.
Rejo :
Owh.. Laras.
Sarmi :
Burung mahal ya tuan.
Suryo : Ya
jelas, Laras ini adalah tipe burung yang mahal. Ya kebetulan saja, saya dapat
harga murah dari seorang tukang bangunan. Baru saya tawar sedikit mahal saja,
dia langsung menerimanya. Dasar orang miskin.
Sarmi : Eh
lihat tho. Orang pelit dan kikir.
Rejo :
Iya iya!!
Suryo :
Ada apa?
Rejo :
Tidak apa-apa kok tuan. Tuan kenapa harganya bisa mahal begitu, padahal kan
Cuma seekor burung.
Suryo : (lagu helly-
NN)
Laras ini burung yang hebat, tidaklah
hanya cantik, begitu indahlah bulunya, s’uara nya tentramkan hati, maka (makanya) burung nya (burungnya) harga…nya sangat mahal, karna
(karena) burungnya (burungnya)
bisalah bernyanyi. (EFEK)
Rejo :
Burung kok nyanyi. Berkicau tuan.
Suryo :
Ini burungnya orang kaya!! Ya jelas bisa bernyanyi. Tidak seperti burung mu
itu. Jangankan bernyanyi berkicau saja tidak bisa.(EFEK)
Rejo :
Oh.. Rupanya burungnya orang kaya,pinter nyanyi tho?(muka polos)
Suryo :
Laras.. chek chek..(melihat laras)
Sarmi : Eh
tuan namanya koq Laras, tidak nama saya saja Sarmi, atau istri tuan Juminten
atau malah Si Citra yang pinter nyanyi.
Suryo : Begini mi, kamu dengarkan. Sewaktu saya membeli burung
ini, pemilik burung ini berpesan supaya jangan mengganti nama burung ini.
Soalnya nama Laras ini mempunyai filosofi tersendiri katanya.
Sarmi :
filosofi tuan?
Suryo : Ya
filosofi, Nama Laras itu diambil dari Kata “NGLARAS” (efek) atau lebih tepatnya
“GENDHING NGLARAS”.(efek). Soalnya yang punya burung itu pernah mendapat
wangsit luar biasa saat mendengar suatu tembang jawa. Atau lebih tepatnya
gendhing jawa. Makanya diambil kata itu. Laras (efek)
Sarmi :
Wah cukup tinggi ya Filosofinya tuan.
Suryo :
Makanya, sebagai orang yang kaya saya harus mempunyai filosofi tinggi pula. (gaya
songong) Oh ya jo, mi perlu kalian ketahui bahwa Laras ini saya beli tanpa
sepengetahuan Istri Saya.
Rejo :
Lho…
Suryo :
Soalnya saya mau memberi kejutan kepada Istri saya di hari ulang tahun
pernikahan kami. Biar kelihatan Romantis
Rejo :
Romantis koq ngasih burung.(efek)
Suryo :
Apa kamu bilang!?
Rejo :
Tidak tuan, ya pokoknya Romantislah. Orang kaya pokoknya selalu benarlah.
Suryo :
Bagus,-bagus, saya mau melanjutkan pekerjaan saya menagih hutang dulu. Ingat!!!
Pokoknya istri saya jangan sampai tahu kalau burung ini milik saya. Katakan
saja burung ini milik siapa, atau terserahlah.
Sarmi : Ya
tuan, tapi tuan ada uang tutup mulutnya tidak?
Rejo :
Iya tuan?
Suryo :
Owh.. tentu saja, ini.. Ini untuk Rejo, ini untuk Sarmi.. Nggak usah rebutan.
Rejo & Sarmi : Makasih tuan..
Rejo :
Tuan baik sekali.
Suryo : Ya
sama-sama. Tapi …gaji bulan ini saya potong ya. (efek
konyol)
Suryo keluar dengan diringi musik
Rejo :
Dasar pelit.
Sarmi :
Sabar-sabar, tadi kamu kan bilang kita harus terima apa adanya. Kalo tidak kita
akan termasuk orang-orang yang kufur terhadap nikmat Allah.
Rejo :
Sabar-sabar (ngelus dada)
Adegan 3
Juminten masuk
dengan diiringi musik
Juminten : (lagu sempat memiliki – yovie n nuno) Halo rejo. Ngapa kamu, kok mukanya sedih
gitu. Sini kamu, ceritalah. Mana tau bisa bantu. Supaya kamu tidaklah sedih
lagi.
Sarmi : (lagu sempat
memiliki – yovie n nuno) Oh nyonya yang cantik, si rejo Cuma
ber-akting. Nggak apa nyonya gak usah kita fikirin.
S +
J : wooooooooooooo
Juminten : (lagu sempat memiliki – yovie n nuno) Ya sudahlah terserahlah. Apa kata kalian
aja. Oh ya sarmi, ohya rejo saya mau Tanya dulu. Suryo kemana. Kok tidak kelihatan.
Saya Tanya la_gi kemana si suryoo
Rejo : O.
katanya tadi mau pergi kerumah orang untuk menagih hutang nya.(masih dalam muka
melas dan galau)
Juminten :
Owh begitu… Mi…
Sarmi : Ya
nya, Ada apanya?
Juminten :
Buatkan aku teh manis ya, yang cepat ya.
Sarmi : Ya
nya
Juminten :
Itu jo, potnya ditata yang rapi. (Tiba-tiba matanya mengarah ke kandang
burung) Lho.. aneh burung siapa ini, padahal kemarin belum ada. Masak Mas
Suryo pelihara burung. Setahu saya mas Suryo orangnya pelit. Ah kelihatnnya
tidak mungkin kalo memelihara burung. (Sarmi masuk membawa minuman).
Burung siapa ini jo?
Rejo :
Burungnya Pak Suryo nya. (Sarmi kaget)
Sarmi :
Hus…(matanya kedap-kedip)
Juminten :
Masak sih, Mas Suryo melihara burung. Wah bisa-bisa burung ini tidak terawat.
Rejo : (sedikit
bingung kenapa matanya sarmi kedap-kedip, lalu tersadar)
Juminten : Lho
matamu kenapa to mi, matamu sakit?
Sarmi : eeeem…
emmm Enggak og nya, tadi mata saya kena saos, jadi biar nggak pedas ya
dikedap-kedipin, begitu nya.(muka bingung)
Rejo :
Owh.. Kebiasaanya si Sarmi emang begitu nya. Eh nya.. Ini bukan burungnya Pak
Suryo.
Juminten : Lha
lega aku, setidaknya burung ini tidak dirawat Mas Suryo. Kalau dirawat Mas
Suryo bisa mati kelaparan burung ini. Lalu ini burungnya siapa?
Rejo :
………..e e..
Sarmi :
Burungnya Rejo, nya Namanya Laras… Rencananya mau dijual, tapi berhubung yang
nawar baru 100 ribu. Terpaksa di taruh disini dulu. Siapa tahu kalau ditaruh
sini ada yang mau menawar lebih dari 100 ribu.
Rejo : Iya
nya. Betul-betul. Kalo ada yang membayar lebih dari itu baru saya kasihkan.
Langsung.
Juminten :
Owh… Laras ini burung kamu.
Rejo : Ya
semoga di taruh sini membawa peruntungan.
Juminten : Ya
sudah saya pergi dulu, kalo Mas Suryo mencari saya katakan saya pergi ke rumah
teman. Saya pergi dulu ya jo, mi. Jaga rumah baik-baik.
Rejo : Ya
siap nya!! (Juminten keluar)
Sarmi :
Untung tadi tidak ketahuan. Kalau ketahuan, bisa-bisa bulan ini kita tidak di
gaji.
Rejo :
eheeeeem. (lagu dealova) Aku ingin menjadi mimpi indah dalam
tidurmu, Aku ingin menjadi sesuatu yang mungkin bisa kau rindu karena langkah
merapuh tanpa dirimu. Oo Karena hati t’lah letih
Sarmi : (lagu
dealova) Aku
ingin menjadi sesuatu yang slalu bisa kau setuh, aku ingin kau tahu bahwa ku
selalu memujamu, tanpamu sepinya waktu merantai hati, bayangmu seakan akan
S+R : (lagu
dealova) Kau
seperti nyanyian dalam hati , ku yang memanggil rinduku padamu. Seperti udara
yang ku hela Kau selalu …..
Adegan 4
Suryo tiba tiba datang, nyanyi terhenti,..
Suryo :
Sial-sial apes sekali hari ini. Sudah tidak ada pemasukan, malah orang-orang
yang punya hutang berencana untuk menghakimi saya (Sarmi masuk rumah).
Dasar orang yang tidak tahu balas budi.
Rejo :
Ada apa tuan.
Suryo :
Biasalah masalah tagihan hutang. Oh ya jo, tadi Juminten sudah keluar rumah?
Rejo :
tadi nyonya keluar rumah dan .. (dipotong)
Suryo : Lho
lha terus masalah burung.(efek)
Rejo :
Aman tuan, pokoknya nyonya tidak tahu kalau ini burung tuan. Dan sekarang
nyonya baru pergi ke rumah teman.
Suryo :
Bagus-bagus. Yang penting rencana saya memberi kejutan akan terlaksana. Ya
sudah saya pergi ke dalam dulu untuk tidur sejenak. Jaga Laras baik-baik.
(Di iringi Musik masuk, dan Suryo Masuk kamar)
Rejo : Ya
tuan
BABAK
2
Adegan
1
Lampu
mulai menyala perlahan. Lalu Suryo keluar
dengan keadaan seperti orang yang bangun tidur. Seperti biasa Rejo
menata tanaman, dan memberisihkan halaman
Suryo : (lagu rindu) Oh
juminten. Kamu tu dimana. Sudah jam
segini kamu kok tidak pulang. Aku khawatir pada dirimu. Apakah kau juminten baik baik saja disana.
Aku mau bri kejutan tuk mu. Karena hari
ini hari terspesial. Yaitu harinya,
hari ulang tahun,pernikahan kitaaaa. (Melihat tempat kandang burung,
ternayata burungnya tidak berada pada tempatnya) Lho dimana burung saya?
Dimana Laras?? Jo!!! Rejo!!!!!!
Rejo : Ya
tuan, ada apa? (menjawab dari dalam rumah)
Suryo :
Mana burung saya? Mana??
Rejo :
Burung tuan.
Suryo : Iya burung saya. He cepat panggil Sarmi !
Rejo :
Lho apa hubungannya burung tuan dengan si Sarmi??(efek)
Suryo :
Siapa tahu dia mengetahui keberadaan burung saya. Goblok(efek)
Rejo :
Owh.. Sarmi cepat keluar. Di panggil tuan. Wah ternyata Sarmi suka sama burung
tuan ya? (Sarmi masuk)
Sarmi : Ya
tuan, ada apa kok memanggil saya?
Suryo :
Kamu tahu dimana burung saya?
Sarmi : he
he he, burung yang mana tuan?
Suryo : Ya
burung yang tadi. Si Laras….
Sarmi :
Owh… Laras to tuan.
Rejo : eh
mi, emangnya tuan punya burung berapa
Sarmi :
Saya kira burung yang lain..
Rejo :
Burung yang lain??. (Tersadar) Ngawur kamu!! Ini masalah serius, malah
bercanda.
Suryo :
Sudah-sudah, sekarang Laras dimana??
Rejo :
Wah saya tidak tahu tuan.
Sarmi :
Saya juga tidak tahu tuan,
Suryo : (lagu matahariku-agnes) Berarti larasku hilang ntah kemana, atau di
curi orang, dicolong orang. Tak ada lagi, Laras burung ku . Rencanaku kan gagal
kalau hilang begini. Oh rejo sarmi kesini. Dengarlah suaraku ini. Ku bersedih
karna burungku hilang ntah kemana. Sekarang ikuti semua perintah yang
kuberikan. Kalau tidak, jangan nyesal gaji tak dibayaaar.
S+r : (lagu matahariku-agnes) Oke
tuan. kami ikuti perintah tuan. Yang penting gaji kami tu terus dibayaar.
Suryo :
oke oke. Ya wes. Begini Sarmi kamu panggil seluruh warga yang mempunyai hutang
terhadap saya. Buat bagaimana carannya mereka datang kemari. Saya kira ini
rencana buruk mereka.
Sarmi : Ya
tuan..Sip
Suryo :
Dan kamu jo, panggil pak Lurah. Jangan lupa ceritakan semua kejadiannya pada
Pak Lurah.
Rejo :
Sekarang pak!!
Suryo :
Besuk.. Ya sekarang goblok (Musik)
Rejo : Ya
tuan, Ayo mi sekarang berangkat.
Rejo sarmi keluar dari panggung, suryo
ketiduran dikursi
BABAK
3
Adegan
1
Lampu
perlahan menyala terlihat Suryo yang ketiduran. Rejo masuk bersama Pak Lurah
dan anak buahnya yaitu seorang Hansip
Rejo : Tuan. Tuan (Membangunkan)
Suryo :
Mana burung saya. Mana Laras… Laras mana jo.
Rejo :
Sabar tuan. Ini pak Lurah telah datang, sesuai dengan perintah tuan, pak Lurah
sudah saya ceritakan semua tentang permasalahannya (Sarmi Masuk)
Sarmi : (lagu marilah kemari) Marilah kemari hei hei hei… Hei warga.
Duduklah yang rapi hei hei hei.. Hei warga..Sabarlah semua. Tenang semua, Duduk yang rapi para warga. Para
warga, jika kalian tenang dan menuruti semua perintah tuan Suryo, semua Lancar
dan Beres.
Ini
tuan semua telah sesuai perintah tuan, seluruh warga yang punya utang telah
dikumpulkan disini tanpa terkecuali.
Suryo :
Bagus-bagus. Sekarang langsung saja kita mulai pemeriksaannya. Pak lurah tolong
di pimpin untuk melaksanakan Interogasi kepada para warga ini. Sebelum istri
saya pulang.
Lurah :
Baik-baik saya akan memulai introgasi kepada para warga ini. Di karenakan para
warga ini bapak curigai mencuri burung pak Suryo kan?
Suryo :
Benar pak!
Lurah : Oh
ya pak, Sebelum saya melakukan interograsi setidaknya ada sesuatu nya Terlebih
dahulu. Sebagai ancang-ancang.
Suryo :
Uang maksud Pak Lurah
Lurah : ya
uang lelah..
Suryo :
Yang penting rencana saya berhasil. Ini pak.
Musik oppa
gangnam style. ( lurah dan para warga nari)
Lurah : Bagus. Bagus. Silahkan
duduk. Baiklah selamat siang menjelang sore para warga yang saya cintai.
Pertama-pertama marilah kita panjatkan rasa puji syukur kita kepada Tuhan yang
maha kuasa. Karena pada hari ini kita masih diberikan kenikmatan berupa sehat
dan kelonggaran waktu. Sehingga kita bisa berkumpul dsini… (dipotong suryo)
Suryo :
Jangan berbelit to pak, langsung to the point saja.
Lurah :
Jadi bapak mau langsung, ya tambah dulu ongkosnya.
Suryo :
Ini –ini yang penting Laras ketemu.
Lurah :
(lagu inul) Oooh para warga. Bapak bapak ibbu ibu… Semuanya. Jangan heran kenapa
ngumpul disini. Ada yang hilang. Burung Pak suryo.. Nah sekarang saya tanya
dulu, dari para warga disini siapa yang punya burung??
Hansip : (Hansip
memeriksa penonton) Lho lho kok yang berdiri malah bapak-bapak..
Lurah :
Salah pertanyaan ni. Ah begini maksud
siapa yang pernah lihat burung.
Hansip : (Hansip
memeriksa penonton) Wah pak yang berdiri malah semuanya…
Lurah : E
e e… maksud saya begini, siapa yang pernah lihat burungnya Pak Suryo?? Nah
begitu jelas?.
Hansip : (Hansip
memeriksa penonton) waduuuuh. Wah semakin aneh pak, yang berdiri hanya
sebagian ibu-ibu.
Lurah :
Lho.. begini ibu-ibu bukan burung yang itu. Tapi burung peliharaanya pak suryo.
Bagaimana, siapa yang pernah lihat??
Hansip :
Wah tidak ada yang berdiri malahan pak.
Lurah :
Nah sudah jelas sekarang, berarti para warga ini tidak ada yang melihat apa
lagi mencuri burung bapak.
Suryo :
Lalu dimana Laras,?
Lurah :
Begini, kira-kira Pak Suryo, apakah tidak ada seseorang yang mencurigakan yang
mondar-mandir lewat sini.
Suryo :
Saya tidak tahu pak, soalnya saya tidur di dalam rumah tadi.(efek)
Rejo : Oh ya tuan, tadi ada yang lewat dan mondar-mandir
disini, Kalo tidak salah Bu Lasmini pak.
Lurah :
Yang benar lho jo? Jangan-jangan kamu salah lihat.
Rejo : Saya
yakin tadi Ibu Lasmi yang kesini. Soalnya saya sempat lihat dengan jelas, waktu
saya keluar rumah. Dia langsung pergi begitu saja.
Lurah :
Wah patut di curigai ini pak Suryo!!
Suryo :
Kelihatannya si Lasmini lah yang mencuri Laras pak. Sekarang seluruh warga
suruh pulang saja. Mi suruh mereka pulang.
Sarmi :
Nah bapak-bapak ibu-ibu sekarang boleh kembali kerumah masing-masing. Makasih
bapak-bapak, ibu-ibu.
Lurah :
Apa pak Suryo yakin, bahwa Lasmini yang cantik itu adalah pelakunya?
Suryo :
Saya yakin pak. Rejo ambilkan tongkat saya di belakang lemari!! Biar tahu rasa
si Lasmini itu.
Lurah :
Sabar Pak suryo, Baiklah.. Hansip!!
Hansip :
Siap pak!!
Lurah :
Sekarang suruh si Lasmini kesini. Cepat.
Hansip :
Siap. Laksanakan (Hansip keluar)
Lurah :
Pak Suryo mengapa anda begitu yakin kalau pencurinya adalah Lasmini.
Suryo :
Begini pak, saya ceritakan. Lasmini adalah mantan istri saya, yang saya
ceraikan dulu. Pasti Lasmini masih menyimpan dendam kepada saya. Dan lagi
sewaktu di perjalanan, saya mengatakan bahwa saya akan menghadiahkan seekor
burung untuk Istri saya. Nah mungkin itu yang membakar api Cemburunya pak.
Lurah :
Nah Itu patut di curigai.
Suryo :
Betul pak, Dasar Lasmini. (Hansip masuk bersama Lasmini)
Adegan 2
Hansip :
Lapor pak, ini si Lasmini telah saya bawa. Laporan selesai.
Lurah :
Bagus hansip. Lasmini. Walau badan kamu seksi tapi saya tidak menyangka, kamu
melakukan perbuatan tercela.
Lasmini :
Apa maksud pak Lurah??
Lurah :
Janganlah berpura-pura kamu Las, kamu tadi mondar-mandir disini kan?
Lasmini :
Benar pak Lurah.. saya tadi mondar-mandir disini, tapi…(dipotong)
Suryo :
Nah sudah jelas kan pak!! Dia pencuri burung saya.(Rejo Masuk)
Rejo :
Ini pak tongkatnya.
Lurah :
Sabar pak Suryo. Sabar..
Lasmini :
Lho.. lho ada apa ini. Kok saya mau dipukuli, emangnya saya salah apa??
Lurah :
Begini las, mengakulah, kamu yang telah mencuri burungnya Pak Suryo kan?
Lasmini :
Burungnya Suryo?? Idih sudah bosan kali pak(efek) buat apa saya mencuri burung
orang pelit dan kikir ini.
Lurah :
Malah bercanda.
Suryo :
Sudah lah pak, biar saya yang bertanya. He las, kamu mencuri burung saya karena
kamu cemburu kan. Kamu tidak suka melihat saya menghadiahkan Burung itu kepada
Istri saya.
Lasmini :
Cemburu???
Suryo : Ya
Cemburu, karena kau telah ku cerai 2 tahun yang lalu. Dan sekarang saya menikah
dengan si Juminten.
Lasmini : Owh.. Eh Suryo, dengar saya ini bukan
wanita yang sok usil dengan urusan orang lain ya. Dan lagi aku ini cukup laris
bahkan sangat laris. Untuk itu aku sangat senang ketika kau ceraikan. Apa
enaknya jadi istri mu. Suryo yang
terkenal pelit, medit. Mengambil beras untuk masak saja ditunggui. Cuih..
Sekarang malah banyak pria-pria yang
jauh lebih tampan mengejar-ngejar saya. Termasuk pak Lurah.
Lurah :
ehem ehem. Sebentar-sebentar kenapa kamu malah berbicara seperti to Las?
Lasmini : (lagu dia harus tahu) Biar mereka tau, bagaimana si Suryo itu.
Dia begitu pelit, rentenir yang sangat kikir
Suryo : (lagu
dia harus tahu) Hei kamu oh lasmini, janganlah ngomong
sembarangan. Kalau kamu sembarang nanti nyawa kamu melayang.
Lurah : Oh
Sudah sudah sabar to pak.. Lasmini..Berarti
kamu tidak mencuri burung pak Suryo?
Lasmini :
Tidak pak, tadi saya mondar-mandir di Sini dikarenakan saya ingin mengambil Tas
dan pakain saya yang dua tahun lalu tertinggal di rumah ini, tapi tidak jadi
pak lurah.
Lurah : O
o o Begitu ya. Pak Suryo dapat disimpulkan bahwa Lasmini bukan pencuri Laras.
Suryo :
Apa benar kamu tidak mencuri??
Lasmini :
Sumpah, walau disamber geledek (efek petir)..
Saya tidak mencuri. Lagian buat apa mencuri burungnya orang pelit.
Lurah :
Sudah-sudah. Oh ya Las, apakah kamu tidak melihat orang-orang yang mencurigakan
sebelum kamu?
Lasmini : Oh
ya pak Lurah, kalau tidak salah sebelum saya datang kesini, tadi saya melihat
si Asri mondar-mandir. Seperti orang ketakutan pak.
Suryo :
Lalu bagaimana dengan burung yang ada disini?
Lasmini :
Semenjak saya datang kesini memang sudah tidak ada burung.
Lurah :
Apa tidak kamu tidak salah lihat las?
Lasmini :
Saya yakin bahwa yang saya lihat disini tadi, adalah Asri Pak!!
Lurah :
Asri ya, Hansip!!!
Hansip :
Siap pak!!
Lurah :
Tolong panggilkan si Asri kesini!!
Hansip :
Laksanakan!!!!!
Rejo :
Aduh…
Sarmi :
Kenapa kamu jo? Kok kamu seperti orang kejatuhan meteor saja.
Rejo :
Tidak ada apa-apa mi!! Perasaan saya tidak enak.
Suryo :
Nah Sudah jelas.. Rejo ambilkan pisau di Dapur!
Rejo : Ya
tuan.
Lurah :
Lho lho mau apa kamu Suryo, dengan pisau?
Suryo :
Saya sudah yakin pak, bahwa Asri adalah pencuri Laras.
Lurah :
Kenapa kamu bisa seyakin itu Pak Suryo?
Suryo :
Yang pertama, dia juga telah saya beritahu tentang rencana saya memberii
kejutan kepada istri saya. Dan kelihatannya dia tidak begitu senang terhadap
rencana saya.
Lurah :
Terus..
Suryo :
Alasan yang kedua adalah menurut si Lasmini dia mondar-mandir disini. Itu
semakin menguatkan dugaan saya
Lurah : O
ya yaTerus
Suryo : ( lagu ku takut mamaku marah) Dia itu mantaan saya…Yang tidak jadi ku
nikahi. Karena ku lebih memilih si juminten yang baik hati. Asri sakit hati. Dan
pasti mencuri. Ri…curi..curiii..
curi..curiii burung saya
Lasmini :
Dasar lelaki mata jelalatan…
Sarmi :
Sudah to Bu Lasmini
Lasmini :
Biar semua orang tahu, tidak hanya pelit dan kikir. Suryo juga seorang yang
matanya jelalatan.
Lurah :
Lasmini janganlah kamu memperkeruh suasana. Pak Suryo apakah bapak yakin bahwa
Asrilah pencurinya.
Suryo :
Saya tidak pernah seyakin ini. (Hansip dan Asri masuk)
Adegan 3
Asri :
Assalamu’alaikum.
Lurah :
Walaikumsalam
Asri : Manga
ko pak. Awak sadang badagang. Apak panggia pulo awak kesiko. Ado apo pak?
Lurah :
Kalau begitu Langsung saja, Sri apakah kamu tadi siang mondar-mandir disini?
Asri : Iyoo
pak..
Lurah :
Nah sekarang sudah ada gambaran yang jelas..
Hansip :
Wah tampaknya kasus akan segera selesai.
nariii
Lurah : Ha
ha ha betul-betul.. tadi sampai mana ?
Asri : sampai
mondar-mandir pak ( logat minang )
Lurah : Ya
ya Sri katakan semuanya dengan jujur dan bertanggung jawab. Dan kalau kamu
ketahuan berbohong kamu akan mendapatkan masalah besar. Mengerti kamu!!
Asri :
iyo Pak lurah.
Lurah :
Begini, setelah mondar-mandir dari sini, apa yang kamu lakukan..
Asri :
lah awak bakanyo pak (dipotong Suryo)
Suryo :
Apa!!! Membakarnya.. (Rejo masuk)
Lurah :
Betul kamu membakarya??
Asri :
iyoo pak,abis itu awak injak-injaknyo pak
Rejo :
Ini tuan pisaunya..
Suryo :
mana pisaunya. Ini tidak bisa dibiarkan.
Lurah :
Sabar-sabar to Pak Suryo!! Hansip bantu ini.
Hansip :
Siap Pak!!
Asri :
haa ?? ado apo ko ?? manga mas suryo ka manusuak awak ??
Lurah :
Begini Sri, katakan dengan jujur saya kamu yang telah mencuri burung laras
kan?. Dan kamu tadi telah membakarnya kan?
Asri :
Mencuri buruang ??
Suryo :
halah jangan sok tidak tahu. Kamu mencuri dan membakar Laras karena menyimpan
dendam kepada saya kan? Karena dulu saya tidak jadi menikahimu gara-gara saya
lebih memilih Juminten.
Asri :
apoko mas suryo ?? mano ada awak mencuri buruangnyo mas suryo
Suryo :
Halah jangan mengelak. Katakan kau yang telah mencuri dan membakar burung saya
kan?
Lurah :
Sabar-sabar. Hentikan Pak Suryo. Sri apakah kamu membakar Laras, burung
peliharaannya Pak suryo?
Asri :
indak pak<sawak indak mambaka laras,tapi…….
Lurah :
Tapi apa, ayo cepat katakan..
Asri :
takuik wak mangecekannyo pak lurah
Lurah :
Halah tidak usah takut, ada saya. Pak Lurah.
Asri :
nan awak baka tu surek cinto pak. Surek cinto dari si rejo. Soalnyo tadi pagi
tu si rejo manembak awak pak. Awak takuik kalau sarmi Nampak pak, makonyo awak
baka surek thu pak
Sarmi :
Rejo!!!!!!!!!!!!!!!
Rejo :
Ada apa?? Emangnya kenapa, saya masih single og.
Hansip : he
hehe sudah, ini masalah serius.
Asri :
ehh pak,awak kecekannyo pak,awak ndak punyo dendam samo mas suryo doo. Karna
dulu awak lah yg mamutuihkan hubunganu jo inyo pak
Lasmi :
Owh rahasia Suryo terbongkar, jadi tidak Suryo yang memutus hubungan. Kasihan
Suryo.
Lurah :
Emangnya ada alasan apa kamu memutuskan hubungan dengan Suryo? Apakah karena
Pak Suryo pelit!!
Asri :
indak do pak,,,ndehh awak malu
mangecekkannyo pak
Lurah :
Ada apa lagi tadi takut, sekarang malu. Ayo cepat katakan sebelum saya mati
penasaran!!
Asri :
eee panjangnyo sagiko haa pak
Lurah :
Apanya??
Asri :
itunyo pak
Hansip :
Bicara yang jelas..
Rejo :
Iya. Apanya yang panjang segitu???
Asri :
anu….
Lurah :
Ayo cepat..
Asri :
ikua pak
Lurah :
Ha???? Ekor
Asri :
Iya ikua Mas Suryo!! (semua tertawa)
Suryo :
Apa maksud perkataanmu itu sri??
Lurah :
Tenang pak tenang. Ayo dilanjutkan.
Asri :
kecek urang ikuanyo mas suryo thu kalau malam jumat kliwon tambah pak pak. Ikarono
itu awak mamutuihkan hubungan jo inyo pak. Awak indak suko ikua do pak
Lasmini :
Terbongkar lagi. Sudah pelit, kikir, matanya jelalatan dan punya ekor lagi.
Suryo :
Apa maksud perkataanmu Lasmi.
Lasmini :
Tidak apa-apa.
Suryo :
Pak lurah!! Seharusnya tugas pak lurah disini adalah mencari burung saya.
Kenapa malah bongkar-bongkar rahasia orang. He Sri katakan saja kau lah yang
mencuri burung saya. Karena hanya kau yang mondar-mandir di sini sebelum
Lasmini.
Asri : Jan
manuduih bantuak iko mas. Yang paralu mas suryo yau yo. Awak panggalia jo
burung ko. Iyo awak bolak baliak ka siko, tapi sabalum awak, adu juo yang lalu
di siko ha mas.
Lurah :
Siapa sri?
Asri :
Jumino pak. Ditambah pulo jumino membao senapan angin kesayangannyo.
Rejo : Oh
ya pak lurah, aku ingat si Jumino pernah berkata kalo istrinya nyidam sate
burung.
Lurah :
Wah patut di curigai itu. Ngomong-ngomong ternyata orang hamil masih suka
burung juga tho??(efek)
Suryo :
Nah ini dia!! Ini dia!! Pasti dia,,, dasar Komplotan
Lurah :
Komplotan??
Suryo :
Benar Pak Lurah. Pelakunya pasti dia si Jumino dan istrinya si Karti!!
Lurah :
Apa kamu yakin Pak Suryo??
Suryo :
Saya tidak pernah seyakin ini pak. Dan keyakinan saya lebih kuat dari pada
tadi. Sudah jelas. Semua sudah jelas pak Lurah.
Lurah :
Apa alasanmu menuduh mereka berdua.
Suryo :
Begini. Yang pertama si Karti. Dulu tanahnya saya ambil karena terlampau besar
bunga dari hutangnya. Dan Kelihatannya dia masih menyimpan dendam kepada saya.
Yang kedua si Karti juga merupakan orang yang saya beritahu rencana kejutan
untuk istri saya. Ketika saya ceritakan tentang rencananya saya, malah dia
mengatakan ingin memakan burung saya. Sudah jelaskan Pak!!
Lurah :
Lalu si Jumino apa alasannya?
Suryo :
Nah yang si Jumino malah yang lebih jelas. Soalnya dulu pacarnya dia saya
rebut, yaitu Juminten yang sekarang jadi Istri saya. Padahal keduanya sudah
lima tahun menjalani pacaran. Saya kira dia juga masih menyimpan dendam kepada
saya. Sekarang panggil mereka Pak Lurah.
Lurah : Ya
ya Saya kira alasanmu cukup kuat untuk memanggil mereka. Hansip!!!!
Hansip :
Siap pak Lurah..
Lurah :
Kita selesaikan sekarang, Panggil Jumino dan Karti kesini. Segera!!
Hansip :
Siap Pak!!
Suryo :
Rejo!!!!!!
Rejo :
Siap tuan. Suruh ambil senjata apa lagi tuan,
Suryo :
Sekarang saatnya mengambil senjata pamungkas. Ambilkan saya Gobang.
Rejo :
Gobang???
Suryo :
Iya gobang, senapan angin Jumino akan kalah melawan gobang pusaka saya. Cepat
ambilkan.!!
Rejo :
Siap tuan!
Lurah :
Sabar-sabar.. Pak. Jangan bertindak bodoh.
Suryo :
Sudah lah pak.. Ini sudah puncak kemarahan saya.. bapak jangan menghentikan saya
lagi. (Jumino dan Karti Masuk)
Adegan
4
Jumino :
Assalamu’alaikum
Lurah :
Walaikumsalam (Rejo Masuk)
Rejo :
Ini Gobangnya tuan.
Suryo :
Bagus.. He jumino mana burungnya??
Jumino :
Lho koq Mas Suryo sudah tahu kalo saya bawa sate burung?
Suryo :
Sate burung??
Jumino :
Iya sate burung. Nah ini sate burung khusus Mas suryo, ya soalnya ini juga
burung khusus. Dan yang istri saya memasaknya khusus untuk Mas suryo.
Karti :
Iya mas, burung ini katanya burung tipe mahal, makanya sayang kalo saya makan
sendiri, Nah lalu saya kepikiran untuk menghadiahkan kepada Mas Suryo.
Suryo :
Laras.. Laras.. Sekarang engkau jadi sate. Malang nian nasib dikau Laras.
Jumino sekarang kau harus bertanggung jawab terhadap perbuatanmu!!
Jumino :
Tanggung jawab??
Lurah :
Sabar-sabar… he Hansip tolong ini lho..
Suryo :
Sudahlah jangan menghentikan saya Pak.. Dia telah membunuh Laras burung saya.
Jumino :
Tunggu dulu, saya membunuh burung Mas Suryo!!
Suryo : ya
burung peliharaanya saya.
Jumino : (lagu dia
milikku - yovie n nuno) Ini
burungku bukan burungmu. Ku tidak bunuh burungnya kamu. Jangan menganggap,ini
adalah burung kamu yang kami satee
Suryo : (lagu dia
milikku - yovie n nuno) Hei jum. Diamlah kamu, jangan mengelak
ku tau itu. Jujurlah kamu. Jangan berbohong. Akui sajalah kesalahanmu
Lurah :
Sabar-sabar… Kita perlu mendengar penjelasan dari Jumino dulu. Jangan main
hakim sendiri. Suryo, kamu bisa dipenjara gara-gara ini.
Suryo :
Baiklah..
Lurah :
Jumino, sekarang langsung saja.. Apakah kamu membunuh burung Pak suryo dan menyatenya???
Jumino : Ah
tidak pak Lurah, semua burung yang saya tembak berasal sari hutan sebelah.
Lurah :
benar kamu tidak bohong.
Jumino :
Benar pak, masak sih kami tega melakukan itu terhadap Mas Suryo.
Lurah : ( lagi bohong) Seharusnya
kau tega pak jumino. Karna suryo
sudah rebut juminten. padahal kamu sudah lama pacaran dengan si juminten yang
baik itu. Dan juga merebut tanahnya milik karti istrimu. Seharusnya kamu tega
kepada suryo yang pelit itu
Karti : ( lagu lagi bohong) itu adalah masalah yang dulu. Sudah lama kami melupakannya. Semenjak ku tlah temukan mas jumpno yang lebih
baik dan lebih mapan.
Jumino : Ku bertrima kasih juga karna tlah
menyadarkanku tidak nikahi juminten. Makanya kami bawa sate burung
Lurah : tunggu.. Disadarkan dari apa kamu jum
oleh suryo??
Jumino :
Katanya Mas Suryo, Juminten itu orangnya kena panyakit ayan yang bersifat
menular. Dan sudah stadium 4. (efek).
Rejo :
Haaa nyonya kena penyakit ayan tho??
Sarmi :
Aku nggak tahu jo, wah kasihan ya nyonya.
Asri : Eh
–eh.. Juminten iko setahu awak urang yang sehat., Indak mungkin inyo kanai
panyakik ayan ko. Awak yakin iko pasti berito duto.
Lasmini :
Berarti sudah jelas,
Asri : Apo
nan lah jaleh niiii
Lasmini :
Fitnah.., Terbongkar lagi kan Suryo. Ternyata seorang Suryo itu Pelit, kikir,
matanya jelalatan, punya ekor dan Licik Pula….
Suryo :
Awas jaga mulutmu itu Las…
Lasmini :
Biar saja, lagi pula saya sudah bukan istrimu lagi.
Sarmi :
Sabar bu Lasmini… Sabar..
Lurah :
Sekarang malah terbongkar semua. Jadi selama ini kamu Pelit, kikir dan licik
ya.
Suryo :
Sudah, sudah.. Pak Lurah itu saya bayar untuk mencari burung saya, sekarang
bukannya malah bongkar-bongkar rahasia saya.
Lurah :
Lha ternyata malah terbongkar semua ha ha ha
Suryo :
Sudah –sudah semuanya diam, sekarang dimana burung saya. (Juminten Masuk)
Adegan 5
Juminten :
Ada apa ini koq rame-rame, tumben mas suryo ngundang banyak tamu. E e Pak lurah
juga ada tho?? Jumino, Karti, mbak Lasmini, dan Asri… Sarmi kok tamunya tidak
di berikan minum??
Sarmi :
Kata tuan tidak usah nyonya.
Suryo :
Juminten, dari mana saja kamu…
Juminten :
Dari Rumah teman mas, Oh ya jo. Ini uang untukmu. Laras sudah terjual dengan
harga 5 Juta. 50 kali lipat dari tawaran sebelumya, lumayan lah..
Rejo :
Waduh!!!!
Suryo :
Kamu menjual Laras????
Juminten :
Iya mas, kasihan kan si Rejo. Masak katanya burungnya itu di tawar seharga 100
ribu. Padahal ternyata laku sampai 5 juta. Ini lima jutanya
Suryo :
Haduh.. haduh… Mana jo uangnya.. Ini uang saya. Lawong itu burung saya.
Juminten :
Lho burungnya Mas Suryo ya.
Suryo : Wah gagal memberikan kejutan, ah setidaknya saya dapat
uang. Tak apalah
Lasmini :
ehm ehem, saya mau meminta bagian
Suryo :
bagian???
Lasmini :
Iya. Soalnya dulu ketika saya bercerai baju-baju saya masih tertinggal dirumah
ini dan tidak boleh diambil. Sekarang saya tidak mau bajunya . tapi saya mau
mentahnya saja. 1 Juta. Mana!!!!
Juminten :
Baju???
Suryo :
Sudahlah kau tidak perlu tahu, Ini..
Lasmini :
Ya sudah. Saya pulang dulu ya pak (menyalam semua yang ada)
Asri : Sabalumnyo
awak minta maaf. Karano awak di panggia ka siko, awak indak badagang do mas.
Awak tingga karajo ko ha. Maaa ganti ruginyooo
Suryo :
Berapa???
Asri : cumoo
sajuta mas.
Lurah :
Kasihkan saja.. Apa nggak malu dilihat istrimu.
Suryo :
Ini!!!
Asri : Mokasih
maas (menyalam semua yang ada)
Jumino :
Ehem. Ehem, begini mas. Sebenarnya saya tidak terima atas tindakan mas kepada
saya, yaitu melakukan kebohongan. Oleh karena itu setidaknya ada uang, untuk
mengikhlaskan masalah tersebut. Begitu juga istri saya dengan masalah tanahnya.
Suryo :
Berapa??
Jumino :
Masing-masing satu juta mas.
Lurah :
sudah kasihkan saja, apa tidak malu dilihat istrimu.
Suryo :
Ini.!!! 2 juta.
Jumino : Makasih. Kami pamit dulu ya pak. (menyalam semuanya)
Lurah :
Dan terakhir, sebenarnya ini diluar jam kerja saya, saya bela-belain untuk
melaksanakan tugas ini. Untuk itu setidaknya ada uang lembur untuk saya dan
Anak buah saya.
Suryo :
ini 1 juta..!!
Lurah :
Ikhlas???
Suryo :
Ikhlas??
Lurah : (lagu alhamdulillah-opick) Alhamdulillah ku dapat jatah . Bersyukur
padaMu ya Allah. Kau jadikan si suryo brubah.
Sama
sama : Bersyukur padamu ya Allah.
Juminten : Alhamdulillah
mas suryo sudah berubah. ( lagu joget pucuk
pisang –suhardi) Sebenarnya
ku tidaklah tau Permasalahan yang tlah terjadi. Yang penting mas sur_yo ku
berubah. Sudah mau membagi rezeki.
Sama sama : lalalalalalalalala
Juminten : kini mas suryo sudah berubaaaah
Sama sama : lalala
Juminten : Alhamdulillah aku ucapkan.
Suryo : uuuuh
sudah sudah .apes apes.. dari pagi belum dapat setoran, dan sekarang kehilangan
5 juta. Setidaknya masih ada hutang-hutang dari masyarakat.
Sarmi : E
e beginii tuan, mengenai utang warga.
Suryo :
Ada pa dengan hutang warga??
Sarmi :
Karena tuan menyuruh agar mendatangkan warga. Walau pakai cara apa saja,
akhirnya saya menjanjikan hutangnya Lunas jika mereka datang tuan. Akhirnya
semua warga yang punya hutang terhadap tuan, semua datang.
Suryo :
Aduh… aduh.. apes apes..
Juminten : Sabaaaar mas sabaaaaaar. Sudah 5 Tahun
mas suryo tidak pernah memberi, Sejak Burung Laras ada, Mas Suryo jadi
dermawan. Terima kasih burung Laras (gaya kesaksian klinik tong – fang)
Suryo : udaaaaah
lah buuk. Ini semua gara-gara Laras.. ya gara Burung itu. Juminten dimana
burung itu sekarang, saya akan membelinya walau dengan harga berapapun (sambil memegang gobang).
Juminten : Ya
paling sekarang sudah sampai di Jakarta. Soalnya tadi naik pesawat bersama
orang yang membelinya.
Suryo :
apa??? LARAS………………
Laras telah
meninggalkan Keluarga Suryo. Kini ia tumbuh besar dan bahagia dengan keluarga
barunya.
Namun ini adalah sebuah tamparan untuk
keluarga suryo. Suryo mengalami depresi tingkat akut. Istri suryo, juminten dan
pembantu pembantunya telah melakukan berbagai cara untuk menyembuhkannya.
Namun, takdir berkata lain . Akhirnya Suryo meninggal dunia karena BURUNG.
BLACK
OUT
agak pendek teksnya ya
BalasHapusIya ya? tapi waktu ditampilin sudah mencapai 1 jam durasinya :)
HapusSama sama sob. sering mapir ya :)
BalasHapusmakasihh..
BalasHapushalo kakk, boleh dipergunakan gak ya cerita dramanya? buat acara drama musikal ukm dikampus. bales yaaa
BalasHapusboleh kok dek. kalau boleh tau ini dr univ mana ya? jangan lupa nonton hasilnya di youtube https://www.youtube.com/watch?v=ekJy6jkzDCA
HapusBoleh minta audionya ka buat tugas sekolah
Hapusbagus drama nya menarik
BalasHapusMinta audinyaa boleh ga buat tugas sekolah
BalasHapus