Naskah
teater remaja.
MELAWAN
KUTUKAN
Penulis naskah
Harwes
SINOPSIS
Sejarah negeri ini selalu ribut dengan adanya pertumpahan darah. Dari
pemimpin satu ke pemimpin ke dua atau ke berikutnya, dan selalu rakyat serta anak
muda yang jadi korban. Salah satu penyebabnya mungkin masyarakat masih banyak
yang mempercayai bahwa ini semua karena atau akibat kepercayaan tentang kisah
keris Empu Gandring atau sumpah dan kutukan Sang Empu Gandring. Tampaknya ini
yang membuat anak muda yang kritis si Gendon berpikir keras untuk mencoba
melakukan dialog-dialog, sehingga suatu malam benar-benar ia bisa dialog
imaginer dengan seorang pelaku tokoh sejarah ini yaitu Ken Arok.
Dari dialog imaginer inilah akhirnya Gendon bersama teman temannya yang
mewakili generasi sekarang ini untuk melakukan perlawanan dan tidak percaya
atas “kesaktian kutukan ini.” Ini semua dengan harapan agar kutukan itu tidak
dipercaya terus oleh generasi berikutnya. Negeri ini rindu damai, karena
hakekatnya Tuhan itu sendiri Maha Damai. Dan dari persoalan ini naskah teater
ini saya angkat.
TOKOH-TOKOH
ANAK MUDA (SI GENDON)
KEN AROK
PEMAIN PEMBANTU ANTARA LAIN
EMPU GANDRING,
TUNGGUL AMETUNG,
KEN DEDES,
KEBO IJO,
ANUSAPATI DAN
TOH JAYA
BEBERAPA REMAJA SEBAGAI TEMAN GENDON
LAYAR DIBUKA, TAMPAK KAIN PUTIH DAN DI BELAKANGNYA ADA ADEGAN EMPU GANDRING DENGAN MEMEGANG PERUTNYA SEMENTARA
TAMPAK JUGA KEN AROK DENGAN
GAGAHNYA MEMEGANG KERIS EMPU GANDRING. ADEGAN
ITU DIIRINGI TEMBANG.
DIALOG
Dhuh dewaning jagat raya mbotan kuwat
nandang gunging rudatin.
Paringo dasih pitulung mbirat kehing
cintraka.
Datan pegat hayuning sun pudyo astute
sirnaning kang rubedo paduko ingkang angesti.
Anak muda yang sedang lupa diri, benarkah yang kaulakukan itu. Aku tak rela
semua ini terjadi. Ingat, ingatlah anak muda kematian pasti datang kepada
setiap waktu. Dewa yang maha agung dengarkan sumpahku ini. Aku bersama keris
itu akan menyatukan diri dan tidak terima dengan cara-cara kematianku. Aku akan
terus mengejar sebelum tujuh jiwa bahkan kalau mungkin tujuh turunan melayang
jiwanya bersimbah darah. Dengarkan Dewa dengarkan sumpahku ini.
LANSUNG DITIMPALI DENGAN SUARA-SUARA.
Padamkan dendam kutukan kejam. Padamkan dendam kutukan kejam. Padamkan
dendam kutukan kejam. Padamkan dendam kutukan kejam.
DI SELA-SELA UCAPAN ITU ADA TEMBANG KEMATIAN.
Layon-layon wedi mati Gedongana kuncenana
wong mati nora wurungo.
Ripada
pada-pada sayung mboke lara.
Ripada
pada-pada sayung wedi mati.
Gedongana
kuncenana wong mati nora wurungo……
KAIN PUTIH ITU LENYAP BEGITU JUGA KEN AROK DAN
EMPU GANDRING. KEMUDIAN TAMPAK HANYA LAYAR HITAM SAJA DAN TAMPAK KEN AROK SEDANG DUDUK TEPEKUR DENGAN
PAKAIAN SEDERHANA. SEBENTAR LAGI KELUARLAH SEORANG ANAK MUDA (GENDON)
DENGAN MEMBAWA HP NYA.
GENDON
Ya, aku sekarang sedang ada di lapangan. Ya ya sebentar lagi. Ya ya
memang malam ini. Dingin. Ya aku tahu. Aku bisa menjaga diri .Oh ya angin malam
ini berhembus dingin. Sama di tempat
ini. Oh ya sebentar, ya ini ada seorang teman laki-laki sedang susah. Ya ya ya
boleh boleh. Ya selamat malam.
ANAK MUDA ATAU GENDON INI MELIHAT SESEORANG ITU ATAU KEN AROK DAN TAMPAKNYA
SEDIKIT KENAL.
GENDON
Selamat malam.
KEN AROK MASIH DIAM TAK MENYAHUT.
KEN AROK
Oh selamat malam. Tampaknya aku pernah merasa kenal tetapi lupa. Di mana
kita pernah bertemu? Oh mungkin dalam sejarah.
GENDON
Sejarah? Sejarah siapa? Sejarah orang tua kita?
KEN AROK
Bukan, tetapi sejarah negeri kita sendiri. Sejarah yang telah menulis
kisah-kisah yang ada di negeri ini.
GENDON
Sejarah negeri kita sendiri Indonesia?
KEN AROK
Ya.
GENDON MENGINGAT INGAT WAJAH KEN AROK TETAPI TETAP TAK DIKETAHUI. TIBA-TIBA
HP NYA BERBUNYI. KEN AROK MELIHAT DENGAN ANEH TETAPI TAK TERKEJUT, KEMBALI
TERPEKUR. ANAK MUDA MEMEGANG HP.
GENDON
Sebentar, tampaknya aku kenal
dengan seorang teman lama. Ya laki-laki gagah, tetapi belum kukenal dengan
jelas nama dan alamatnya. Apa? Oh ya, don’t worry sayang aku bisa jaga diri.
KEN AROK MELIHAT DENGAN HERAN.
GENDON
Kenalkan namaku Gendon, dan kau?
KEN AROK
Oh tidak penting nama itu, tetapi
kau pasti kenal dengan aku sekaligus dengan sejarah hidupku. What is name? Kata
William Shekaspeare. Ya to? Yang penting
apa yang ada dalam benak itu. Nama
itu sendiri tak penting. Bagaimana setuju?
GENDON TAK MENGERTI APA YANG DIKATAKAN KEN AROK.
KEN AROK
Sudahlah, kau pasti tahu sendiri siapa saya ini.
Belum waktunya kau tanya aku ini siapa. Kau sedang apa di sini? Kenapa kau
malam-malam berada di lapangan yang sepi ini apalagi angin dingin berhembus
kencang malam ini. Yang perlu kau ketahui aku adalah seorang pembunuh. Pembunuh
besar tetapi akhirnya aku malah ditulis dalam sejarah besar di negeri ini.
GENDON
Pembunuh besar?
KEN AROK
Ya akulah pembunuh tetapi itu
sejarahku masa lalu. Semua itu
kulakukan dengan keberanianku sendiri tidak melibatkan orang lain, apalagi atas
nama rakyat seperti sekarang ini. Atas nama rakyat. Rakyat yang mana? Semua itu
kulakukan atas namaku sendiri.
GENDON
Tak pernah dihukum?
KEN AROK
Sama sekali belum pernah aku
dihukum. Kau sendiri siapa anak
muda?
GENDON
Nggak usah tahu.
KEN AROK
Kenapa?
GENDON
Nggak apa apa.
KEN AROK
Kau takut ketemu aku karena aku seorang pembunuh?
GENDON
Ya.
KEN AROK
Kenapa aku harus kau takuti meski aku nggak pernah dihukum. Aku menyesal
dan itu aku tak ingin lagi menjadi pembunuh kepada siapa saja termasuk kepadamu
anak muda. Aku menyesal sekali sampai aku merasa berdosa dan terhukum kalau
ingat apa yang telah aku lakukan. Aku ingin bertobat dan benar-benar menyesali
apa yang telah aku lakukan. Sayang masih banyak orang yang menganggap aku, aku
pahlawan karena aku dinggap laki-laki sejati, laki-laki perkasa, padahal itu
amat salah.
GENDON
Kenapa itu kau lakukan?
AROK
Karena cinta dan dicintai akhirnya kami berdua sepakat untuk membunuh
pasangan perempuan itu, dan aku mendapatkan perempuan-perempuan itu dan menjadi
istriku yang syah sampai mendapatkan anak seorang.
GENDON
Jadi kau bunuh pasangan perempuan itu?
KEN AROK
Ya kenapa?
GENDON
Bangsat bajingan kamu jahat. Sampai hati kau lakukan itu semua. Betapa
terhinanya pikiran dan perbuatanmu. Nista dan busuk!
KEN AROK
Oh sabar anak muda jangan gampang
emosi dan marah semacam itu. Dengarkan
dulu alasanku kenapa aku harus lakukan itu semua.
GENDON
Jangan banyak alasan. Alasan apapun membunuh orang itu salah hukumnya,
apalagi yang dibunuh tak jelas benar salahnya.
SI GENDON ITU TIBA-TIBA TERMENUNG
KEMUDIAN MENUJU SEBUAH TEMPAT DAN MENANGIS TERSEDU SEDU MENANGIS MAKIN LAMA
MAKIN KERAS.
KEN AROK
Anak muda, kenapa kau menangis? Tak pantas anak laki-laki menangis semacam
itu.
GENDON TETAP SESENGGUKAN TETAPI MUKANYA DITUTUPI KEUA TELAPAK TANGANNYA.
KEN AROK
Hei anak muda hentikan tangismu itu. Tak selayaknya kau menangis. Kenapa
menangis?
GENDON MENERAWANG JAUH ENTAH APA
YANG DIPERHATIKAN.
GENDON
Kakekku mati dibunuh. Banyak orang yang terbunuh di negeri ini
KEN AROK
Kenapa?
GENDON
Kenapa?
Teman saling membunuh, saudara
saling membunuh, sesama rakyat saling membunuh dan sekarang aku bertemu sendiri
dengan seorang pembunuh yang tak dihukum. Setiap terjadi pembunuhan selalu
hanya dihentikan dengan kata yang sama dari waktu ke waktu dari jaman ke jaman
dan selalu minta sebuah kebenaran ”Dengar dulu alasanku mengapa aku harus
membunuh?”
Jaman mestinya sudah berubah bukan
lagi jaman homo homini lupus siapa yang kuat dialah yang menang dan hukum rimba
terus ditegakkan. Kenapa kau tidak dihukum bapak?
KEN AROK
Tidak ada yang berani menghukumku.
Aku penguasa, tetapi akhirnya aku dihukum oleh diriku sendiri.
Anak muda tampaknya kau punya beban
berat dalam hidup ini. Coba ceritakan!
GENDON
Tidak! Kalau aku sendiri tidak
punya beban berat, tetapi kalau melihat masa depan bangsa dan negara ini aku
wajib punya, punya beban berat. Aku kan
pengganti orangtua. Bayangkan betapa enaknya orang-orang tua mengatakan anak
muda dan remaja Indonesia
adalah penerus bangsa, tetapi apa yang ditinggalkan buat kami anak-anak muda
dan remaja ini. Apa?
KEN AROK
Stop stop jangan terlalu serius
anak muda nanti hidupmu makin berat. Santai sajalah anak muda.
GENDON
Apa santai? Santai yang bagaimana? Anak muda
sekarang remaja santai. Omong apa ini. Nggak bisa masa depan dihadapi dengan
santai. Harus jelas. Ini tanggung jawab sampeyan orang tua supaya saya juga
menghadapi masa depan ini dengan jelas. Ini akibatnya kalau warisan yang
diberikan kepada kami tidak jelas. Salin curiga, saling membunuh. Warisan macam
apa ini?! Jawablah pak tua jawablah dan jangan hanya berkata dengarkan dulu
alasan saya mengapa saya harus membunuh. Akhirnya minta pembenaran dan
dibenarkan! Ijinkanlah saya berkata ini atas nama remaja dan anak-anak muda.
Kami adalah anak-anak bapak sendiri.
KEN AROK .
Stop berhenti, hentikan suaramu itu anak muda kalau tidak kau akan jadi
korban berikutnya.
GENDON TAKUT MESKI ITU HANYA PURA-PURA MENGANCAM SAJA KEN AROK TAK BERANJAK
DARI TEMPAT DUDUKNYA. TIBA-TIBA IA MENANGIS SAMBIL MENUTUP MUKANYA DENGAN KEDUA
TELAPAK TANGANNYA. GENDON MELIHAT SEBENTAR TETAPI HPNYA BERBUNYI.
GENDON
Hallo ada apa? Oh ya, ya aku segera
pulang, tetapi sekarang masih berbicara dengan pak tua pembunuh ini apa? Ya dia
seorang pembunuh menurut pengakuannya. Nggak aku bisa jaga diri sayang. Pembunuh tapi sabar. Tampaknya ia
menyesali apa yang telah dilakukan. Oh nggak, nggak usah nanti saja kalau aku
perlu tak bel lagi. Okey? Ya selamat malam. Hati-hati ya sayang.
GENDON MELIHAT KEN AROK DENGAN PERASAAN ANEH KEMUDIAN MENDEKAT.
GENDON
Pak kenapa menangis menyesal ya? Sesal dahulu pendapatan sesal
kemudian tak berguna.
KEN AROK DIAM.
GENDON
Pak, kenapa diam, saya minta maaf kalau apa yang kukatakan ini amat kasar
dan menyinggung perasaanmu. Menangis dan diam saja itu tak menyelesaikan
persoalan apalagi mengurangi dosa-dosa bapak sebagai seorang pembunuh. Jangan
terlalu serius pak nanti makin berat pikiran bapak. Santai saja pak!
KEN AROK
Sekarang aku sudah tidak bisa
berpikir serius juga tidak bisa santai.
GENDON
Terus berpikir cara apa?
KEN AROK
Biasa saja berjalan tinggal
mengalir seperti air mengalir.
GENDON
Tetapi enak kan , bapak tidak dihukum karena bapak
seorang penguasa. Sekarang kan
banyak penguasa yang tidak bisa dihukum karena nggak berani. Kebal hukum karena
hukum hanya berlaku untuk orang-orang kecil dan mereka yang tidak kebal hukum.
Buktinya sampeyan membunuh orang juga tidak dihukum. Ya kan ?
KEN AROK
Jangan omong begitu kamu masih remaja dan muda. Belajar saja yang
pinter dan menjadi anak baik.
GENDON
Lho yok apa se rek bapak ini. Katanya aku ini pengganti generasi bapak
harus kritis dan tak boleh santai. Omong begitu saja dilarang dan nggak
boleh, bagaimana to bapak ini? Repote rek rek. Mangkane….
KEN AROK
Kenapa bicara mangkane?
GENDON
Mangkane, pelajaran di sekolah dan
di kehidupan tidak pernah sama. Yang
dipercaya pelajaran di sekolah atau di kehidupan kita ini pak? Terus diamalkan
atau dihafalkan?
KEN AROK
Sudah, sudah jangan terus ngelantur
omongmu.
GENDON
Lho bagaimana to? Ini kan dialog interaktif.
KEDUANYA DIAM SAMBIL MERENUNG.
GENDON
Terus bapak sampai sekarang kok
tidak pernah dihukum atau diadili?
KEN AROK
Lho siapa yang berani mengadili?
Siapa yang berani menghukum. Saya
ini penguasa!
GENDON
Enak ya pak jadi penguasa?
KEN AROK
Jadilah penguasa jangan jadi yang dikuasai.
GENDON
Jancuk, jancuk. (BUKAN MENGUMPAT TETAPI SEKEDAR SADAR DIRI DAN MENGGERUTU.)
Maaf pak, Suroboyoku keluar. Hanya sebagai tanda persahabatan.
KEN AROK
Oh nggak apa-apa aku kan mengerti manfaatnya berekspresi.
GENDON
Terus kenapa bapak merenung dan
berpikir berat tadi?
KEN AROK
Jangan dipikir penguasa itu tidak bisa dihukum. Aku juga akhirnya dihukum
mesti tidak lewat pengadilan dihukum oleh diriku sendiri. Mati dalam hidup.
GENDON
Jadi bapak adalah…
KEN AROK (CEPAT)
Stop! Jangan tergesa gesa menuduh nanti tak gebuk kau.
GENDON (CEPAT)
Maaf pak maaf aku harus tutup mulut.
KEN AROK
Terima kasih. Dihukum oleh anakku sendiri dan bukan anak kandung.
GENDON (CEPAT)
Jadi kalau nggak salah bapak
adalah….
KEN AROK (CEPAT)
Stop sekali lagi jangan cepat-cepat
menuduh tidak baik anak muda yang sok
tahu.
GENDON
Ya ya pak aku minta maaf aku harus tutup mulut dulu. Bukankah aku
ingin kenal dengan bapak.
KEN AROK
Baikkah kau nanti pasti kenal dan tahu siapa sebenarnya aku ini. Hukuman
itu kurasakan sampai sekarang ini. Dan ini yang membuat aku makin terpojok
menjadi seorang yang menjadikan anak cucuku saling berbunuhan untuk meraih
harapannya dan hanya persoalan dendam. Hukuman inilah yang membuatku makin
merasa menjadi orang berdosa sepanjang hari, sepanjang bulan, sepanjang tahun,
sepanjang abad dan sepanjang sejarah negeri ini anak muda.
BERHENTI SEBENTAR MENGHELA NAFAS
PANJANG SEMENTARA GENDON MENDENGARKAN DENGAN SEGALA KETIDAK MENGERTIANNYA.
TIBA-TIBA TERDENGAR HP BERDERING SEGERA DITERIMANYA. LIMA ANAK MUDA CEWEK DAN COWOK SUDAH BERADA
DI BAWAH PANGGUNG DEKAT PENONTON. SALAH SEORANG CEWEK PEGANG HP NYA.
CEWEK
Hallo, ya kami sudah dekat Mall Matahari…..hallo kok lama sekali.
Temen-temen sudah nunggu lho
GENDON
Ya, sebentar lagi pembunuh ini
menarik sekali, ya bersahabat nggak usah takut dia baik hati. Tampaknya ia menyesal sekali sampai menangis
segala. Ya lucu. Pembunuh apa bisa nangis.
CEWEK
Cepat lho ya. Mallnya segera tutup.
GENDON
Ya sabar sedikit sayang, aku belum puas kalau nggak tahu siapakah pembunuh
ini. Oh nggak usah, nggak. Nanti tambah ramai. Ya ya tunggu di Mall saja atau
boleh ke sini tapi jangan ramai-ramai dan ribut. Di lapangan bola dekat
sekolahan kita itu lho. Pegang ikannya jangan keruh air nya sayang. Okey, ya
selamat malam.
KEN AROK
Siapa itu?
GENDON
Biasa teman-teman. Rekreasi ke Mall setelah ujian selesai.
KEN AROK
Enak kamu jaman global. Ada HP ya kan?
Nama barang yang kamu pegang itu namanya HP kan. Ada Mall tempat pusat
perbelanjaan. Jamanku dulu tidak ada semua itu.
GENDON
Jaman itu?
KEN AROK
Jaman dahulu kala, jaman kalabendu.
GENDON
Oh ya.
KEN AROK
Anak muda…
GENDON
Ya.
KEN AROK
Malam ini aku merasa berbahagia sekali bisa ketemu denganmu. Aku yakin
engkau dan teman-temanmu semua yang bisa meringankan beban dosaku ini.
Sepanjang zaman aku selalu dikutuk orang meskipun banyak orang membenarkan
tindakanku sehingga membuat mereka menganggap aku patut menjadi panutan padahal
aku tak bisa menipu diri, aku adalah penjahat besar termasuk perempuan yang
akhirnya menjadi istriku itu. Tolonglah anak muda, permintaan maafku kepada
mereka apa yang menjadi beban hidupku sekaligus beban matiku yang amat berarti
itu.
GENDON
Pak siapakah kau ini sebenarnya?
KEN AROK .
Jangan tanya dulu namaku tetapi dengarkan seluruh kisah hidupku yang tak
layak menjadi panutan dan contoh untuk generasimu kalau ingin negerimu besar
dan lebih besar daripada negeriku sendiri yang lebih besar. Mau kan? Mau kau
mendengar seluruh kisahku?
MUNCULLAH LAYAR PUTIH LAGI KE
PANGGUNG TERSERAH BAGAIMANA PROSES
KELUAR MASUKNYA NANTI BERSAMA LIMA PEMAIN SEAKAN MEREKA ADALAH KEN AROK,
TUNGGUL AMETUNG ANUSAPATI, TOHJAYA DAN EMPU GANDRING. EMPAT ORANG DIBUAT
SEDEMIAN RUPA KOMPOSISINYA SALING
MEMBELAKANGI (DUA ORANG DAN DUA ORANG)
BERDIRI SEAKAN DI POJOKAN EMPAT BUJUR SANGKAR DAN AKHIRNYA SALING MENDEKAT
DENGAN JALAN MUNDUR. SETELAH DEKAT MEREKA SALING MENGHUNUS KERIS MEREKA
MASING-MASING DAN SEMUA ITU DILIHAT EMPU GANDRING.
ADEGAN BERIKUTNYA KEN AROK MENUSUK TUNGGUL AMETUNG, ANUSAPATI MENUSUK KEN
AROK, TOHJAYA MENUSUK ANUSAPATI DAN EMPU GANDRING MENGHUNUS KERISNYA. SEMUANYA
TERKAPAR MENINGGAL DAN EMPU GANDRING BERUCAP DENGAN SUMPAHNYA TERDENGAR
LAMAT-LAMAT BACKSOUND.
Padamkan dendam
kutukan kejam. Padamkan dendam kutukan kejam. Padamkan dendam kutukan kejam.
Padamkan dendam kutukan kejam.
MELIHAT ADEGAN ITU DAN SUARA-SUARA
ITU ANAK-ANAK MUDA (CEWEK DAN COWOK) LANGSUNG HISTERI DAN BERLARI-LARI KELILING
PANGGUNG SAMBIL BERTERIAK-TERIAK.
Hentikan peristiwa itu hentikan! Tak pantas adegan semacam itu untuk kami
pewaris bangsa. Bangsa kami bukan bangsa biadap, bangsa kami bangsa beradap.
Hentikan hentikan segera! Masa depan kita adalah masa depan cinta kasih. Masa
depan kita adalah masa cinta damai. Hentikan hentikan segera!
PELAN-PELAN LAYAR PUTIH ITU MASUK BERSAMA LIMA PEMAIN TERSEBUT. KEN AROK
MASIH DUDUK DI TEMPATNYA SEMULA, SEMENTARA GENDON MASIH TERENGAH ENGAH KEMBALI
KETEMPATNYA SAMBIL MENUTUP MUKANYA DENGAN KEDUA TELAPAK TANGANNYA SESEKALI
MENGHENTAKKAN KAKI DI LANTAI PANGGUNG.
KEN AROK
Anak muda betapa berat beban yang harus kuterima selama ini meskipun aku
sendiri telah dibunuh anak tiriku sendiri. Aku rela telah mati tetapi sumpah
itu terus menerus akan hidup dalam kehidupan sepanjang jaman
GENDON.
Tidak bisa, aku muak dengan peristiwa itu. Hanya untuk kepentingan
diri sendiri mengorbankan banyak orang sampai anak cucunya. Ini tidak adil dan
ini tidak benar. Generasi ke depan adalah generasi cinta damai dan merindukan
cinta kasih
KEN AROK
Itu menurut siapa anak muda?
GENDON
Itu menurutku, menurut generasiku.
Tak butuh perang tak butuh saling membunuh. Jaman ini sudah berlalu, bapak.
Jaman itu sudah lewat.
Anak muda jangan menjadi generasai napak tilas. Generasi menjilati telapak
kaki para orang tua dulu. Tidak benar. Kita harus berpikir. Kita punya akal
mana yang benar dan mana yang salah
KEN AROK
Jadi siapa yang salah?
GENDON
Jangan omong salah dan benar. Semua
orang berebut benar dan semua orang menunjuk semua orang salah.
KEN AROK
Aku senang sekali dan bahagia bertemu dengan anak muda seperti kamu. Anak
muda yang kritis berani berpendapat untuk perdamaian. Oh Sang Pembuat Hidup
terima kasih telah kau pertemukan aku dengan generasi dan pewaris bangsa yang
masih berpikir dan berakal sehat untuk keselamatan negeri ini.
GENDON
Jangan terlalu menyanjung paktua
aku makin bingung nantinya mau berbuat kalau mendapat sanjungan semacam itu. Biasa sajalah pak tua.
KEN AROK
Tolonglah anak muda. Setelah melihat kisah hidupku tadi siapakah yang
sebenarnya salah?
GENDON
Bapak sendiri yang salah dan yang
lebih salah adalah sumpah serapahnya orang tua yang membawa keris tadi.
KEN AROK
Empu Gandring?
GENDON
Empu Gandring? (PENUH HERAN)
KEN AROK
Ya empu Gandring kan ?!
GENDON
Jadi bapak Ken Arok?
KEN AROK
Benar, akulah Ken Arok itu anak muda. Sekarang apa yang akan kaulakukan
terhadapku kalau sudah ketemu ini? Akan mengumpatku? Umpatlah. Mau menghukumku?
Hukumlah atau mau membunuhku bunuhlah Aku telah siap karena aku telah siap
menerima itu semua. Yang penting aku merasa bahagia karena telah bertemu
denganmu dan langsung bisa bercerita denganmu anak muda.
GENDON
Tetapi kenapa kau masih di sini Ken Arok? Bukankah kau hidup pada jaman
Singosari beberapa ratus tahun yang lalu?
KEN AROK
Ya mungkin malam ini aku baru bisa
ketempat abadiku setelah ratusan tahun mencari generasi yang berani menyalahkan
aku apalagi tidak membenarkan Sumpah Empu Gandring dan menjalankan keinginannya
hanya karena membenarkan sumpah itu. Terima kasih anak muda terima kasih. Pasti negerimu akan menjadi lebih
besar karena tidak selalu napak tilas barang yang tidak benar dari
pendahulunya. Terima kasih aku benar-benar puas dan bahagia bertemu denganmu di
tempat sepi ini. Selamat malam.
BERDIRILAH KEN AROK DAN LANGSUNG
MUNDUR SELANGKAH DEMI SELANGKAH. GENDON LANGSUNG MENDEKATI
Ken Arok, Ken Arok ke mana kau
pergi Ken Arok maafkan aku, tetapi aku wajib untuk berkata tidak benar kepadamu
dan kepada Empu Gandring demi kejayaan negeri ini. Ken Arok selamat jalan ke
tempat abadimu.
TIBA-TIBA TERDENGAR SUARA COWOK DAN
CEWEK ITU.
Gendon… di mana kamu. Udara malam
amat dingin. Ayo segera ke mall.
GENDON MELIHAT SEBENTAR KEMUDIAN
LANGSUNG BERLARI MENUBRUK TEMAN TEMANNYA YANG LAIN. DENGAN PANDANGAN BENGONG
TAK MEMBAYANGKAN TELAH BERTEMU DENGAN KEN AROK TOKOH JAMAN DAHULU KALA YANG
TELAH MENOREHKAN KISAH YANG KONTRAVERSIAL DI NEGERI INI. TIBA TIBA GENDON LEPAS
DARI PELUKAN COWOK CEWEK ITU BERDIRI GAGAH DI TENGAH PANGGUNG SEMENTARA COWOK
CEWEK MELIHAT DENGAN HERAN.
GENDON
COWOK
Hei Ken Arok dengarkan sumpahku ini. Kami anak-anak muda negeri ini
tak percaya sama sekali dengan sumpah empu Gandring dan sama sekali tak ingin
melanjutkan perjalanan keris Empu Gandring yang membuat negeri kami masih terus
saling berbunuhan perang dan sengketa. Inilah sumpah kami. Kami rindu damai
kami rindu cinta kasih tidak rindu akan dendam dan berakhir saling berbunuhan. Empu
Gandring dan Ken Arok adalah masa lalu, jaman sekarang adalah jaman rindu damai
dan cinta kasih sayang sesama. Ken Arok, Empu Gandring dengarkan sumpahku ini
demi kejayaan negeri kami.
CEWEK
Gendon Gendon ayo kembali ke rumah
kita kagi. Aku mendukung sumpahmu Gendon. Kami sudah muak dengan sumpah atau
yang tertulis dalam kitab-kitab tentang peperangan dan pembunuhan yang tak
pernah selesai. Jangan percaya itu
semua. Tuhan Maha Damai dan Tuhan Maha Kasih. Tuhan Maha Cinta. Ia pasti cinta
pada negeri ini.
LANGSUNG GENDON DIUSUNG OLEH COWOK
CEWEK SAMBIL BERGUMAM
Padamkan
dendam kutukan kejam. Padamkan dendam kutukan kejam. Padamkan dendam kutukan
kejam. Padamkan dendam kutukan kejam. Padamkan dendam kutukan kejam. Padamkan
dendam kutukan kejam…….
TERUS MASUK DAN LAYARPUN TUTUPLAH.
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar